Jumat, 26 Januari 2018

CINTA DALAM DIAM YANG KATAKU CINTA CEMEN, TAPI KULAKUKAN


Masih ingat, beberapa waktu lalu kita pernah membicarakan tentang cinta Platonis atau platonic Love? Entah bagaimana bermula tiba-tiba kita membicarakan tentang cinta. (hahaha) Kalau tidak salah bermula ketika kau menceritakan seorang penulis yang bernama Umbu..mmhh..Umbu entahlah, (Aku lupa).

Katamu, dia adalah seorang sasatrawan yang misterius dan merupakan guru dari Emha Ainun Najib. Dan katamu pula dia punya cara yang aneh dalam mencintai seseorang. Kamu bilang itu cinta platonis. Dia pernah mencintai seorang gadis asal Malang, karena saking cintanya Umbu tidak pernah menyatakan perasaannya. Bahkan, dia rela naik bus dari Jogja ke Malang hanya sekedar lewat didepan rumah perempuan yang dicintainya itu lalu kembali ke Jogja. Ah, kalau semacam itu, aku tidak mau mengalami cinta platonis, itu berat. Umbu saja, aku tidak akan sanggup. 😅  Oh ya, aku ingat namanya Umbu Landu Paranggi

Cinta Platonic Adalah Istilah Halus Dari Tragedi

Jika dilihat dari pengertiannya, Cinta Platonis adalah cinta tanpa melibatkan sentuhan fisik, murni hanya mengandalkan kedekatan hati, namun dapat menghasilkan cinta yang amat tulus. Cinta ini tidak kasat mata, timbul dari hati yang paling dalam, dan mempunyai tingkat keikhlasan yang tinggi, karena sama sekali tidak ada unsur egois di dalamnya. Bahkan kita rela untuk melepasnya bahagia dengan orang lain. Cinta ini adalah salah satu bentuk cinta yang tidak menuntut kebersamaan, tidak menuntut kepemilikan.

Cinta yang dianggap oleh sebagian orang sebagai cinta yang agung, cinta yang kedudukannya paling tinggi. Tapi menurutku malah terdengar kekanak-kanakan. Kenapa? menurutku, Cinta ya harus diungkapkan. Jika cinta ya harus membahagiakan dia, tunjukkan jika cinta dia. Bukan hanya memandang, menjadi tangis di tengah malam, menjadi rindu di kala turun rintik hujan sendu. Barangkali saja dia punya perasaan yang sama. Boleh jadi, dia juga ingin hidup menjalani hidup bersama-sama. Ya kemungkinan itu bisa saja ada kan? Daripada melihat dia bersama orang lain dan terluka, lebih baik kan dijaga dengan tangan sendiri. 

Jika Memendam Rasa Adalah Tragedi, Maka Aku lebih Buruk Dari Itu

 

Waktu itu aku mengatakan cinta platonis adalah cinta orang cemen kepadamu, pecundang, looser, atau entah istilah apalagi yang aku keluarkan untuk mengatakan cinta platonis itu tidak keren. Faktanya, aku yang menyukaimu tidak berani mengatakannya kepadamu. Konyol kan? mengatai cinta platonis atau istilah kerennya cinta dalam diam sebagai cintanya pecundang, aku sendiri adalah salah satu pelakunya. artinya aku ini pecundang juga, kan? hahaha


Jujur saja, aku ini susah payah menahan rasa. Tapi, seenaknya saja bertanya-tanya siapa  nama yang selalu kusebut dalam doa. Aku susah payah menahan lidah untuk tidak berkata “Kamu”. Kepo sekali kamu ini. 😅
Bukannya aku tidak berani mengungkapkan. Aku hanya sedang mengumpulkan keyakinan. Aku hanya sedang mengamati perasaan untuk membuat kesimpulan. Benar aku jatuh cinta atau hanya sekedar euforia. Kau tahu, bertahun aku sendirian, mmh..bukan berarti tidak punya teman. Maksudku, bertahun aku ini jomblo. Menemukan teman bicara sepertimu, rasanya seperti menemukan satu abjad di lautan angka. 
Aku suka bicara padamu, aku suka bicara tentang buku-buku, aku suka bicara tentang anak-anak yang lucu, aku suka bicara tentang hantu-hantu, aku suka bicara tentang masa depan yang ingin kuramu. aku suka bicara padamu tentang apapun, asalkan bicara padamu. Aku suka mengiburmu, aku suka membuatmu tertawa, aku suka membuatmu bahagia, aku suka memberimu sesuatu, aku suka melakukan hal-hal kecil untukmu. Aku suka melakukan apapun, asalkan untukmu.
Aku tidak tahu ini suka, cinta atau hanya sekedar baik hati saja. Well, pada dasarnya aku memang mudah peduli dengan orang lain. Yah, bisa dikatakan aku ini baik hati. (Ini sih kesimpulanku sendiri) 😁. Aku butuh waktu untuk memastikan hati. Aku butuh waktu untuk meyakinkan diri sendiri.
Karena apapun yang kau bicarakan denganku, sedikitpun aku tidak baper. Aku hanya merasa kau menemukan sesorang yang lucu dan tidak baperan untuk diajak bicara. Apapun yang kau bicarakan denganku, aku hanya merasa kau menemukan aku sebagai partner yang menyenangkan untuk diajak bicara. itu saja.
Aku tidak suka menerka perasaanmu padaku hanya karena kau membicarakan anak-anak yang lucu denganku. Aku tidak mau menduga-duga hatimu hanya karena kau membicarakan cita-cita denganku.
Tunggu, aku pikirkan dulu. Jika aku sudah menemukan jawabannya, segera aku beri tahu.

 

0 komentar:

Posting Komentar